Saturday, 5 March 2016

Toraja Awal 2016



Kali ini gue mau cerita turing pertama gue di tahun 2016 ini. Dan plesir kali ini tidak lain dan tidak bukan adalah pergi keTana Toraja, seperti biasanya. Ngga bosen-bosen deh pergi ke sana, di samping tempatnya yang adem nan sejuk, gue sebagai seorang penggemar bis alias bismania, suka pergi ke sana karena bis-bis tujuan Toraja dari Makassar armadanya ciamik men…
Rencana ini sebenarnya udah lama gue susun, tujuan awal tetep mau plesir ngebis aja, ngga ada tujuan lain. Tapi semua berubah. Ada info dari sobat gue, kalo di tana toraja sudah dibangun salah satu maskot kebanggaan mereka yang terbaru yaitu patung Yesus dengan ukuran yang cukup besar yang ditempatkan di atas sebuah bukit. Nah, dari situ langsung aja gue eksekusi rencana tersebut, gue pengin berkunjung ke patung tersebut. Akhirnya ngobrol-ngobrol dengan sobat gue, kita putuskan untuk langsung pergi dalam 2-3 minggu ke depan, pastinya tetep bulan januari, dengan tujuan lebih cepat lebih baik. Skip skip…rencana disusun matang, kita pergi jumat malam, plesiran hari sabtu seharian, sabtu malam langsung balik ke Makassar lagi. Ajak sana sini, akhirnya keputusan terakhir ada 5 orang peserta siap berangkat ke Toraja. Seminggu sebelumnya tiket udah dibooking, dengan armada Bintang Prima yang Scania.

Armada Bintang Prima, DD 7333 BP

Ternyata, sehari setelah booking tiket, ada info yang sedikit bikin gue shock. Katanya patung Yesus di Toraja sedang ditutup untuk sementara karena wilayah sekitarnya sedang direnovasi. Jadi mesti putar otak lagi, antara batal atau tetep pergi dengan tujuan tempat yang lain. Kontak-kontak dengan sobat-sobat gue yang lain, akhirnya semua sepakat kalo kita-kita tetep berangkat apapun yang terjadi, yang penting piknik jangan sampai batal.
Hari H keberangkatan telah tiba. Jumat malam selesai misa Jumat di gereja, kami berkumpul, langsung naik petepete menuju ke pool Bintang Prima di jalan Perintis Kemerdekaan Makassar. Perjalanan lancar dan tiba di pool bis dengan selamat, sehat walafiat tidak kurang suatu apapun kecuali uang berkurang karena mesti bayar petepete, loe pikir naik petepete gratis apa…..emang angkot nenek loe… (petepete=angkot, sebutannya di Makassar)
Menunggu di pool cukup lama, sekalian cuci mata. Bis sudah standby, tinggal berangkat. Tapi hal yang ngga gue suka ternyata masih muncul. Sebuah kebijakan aneh dari pemerintah setempat yang tidak memperbolehkan penumpang untuk naik dari pool bis, jadi kami harus dilangsir dengan kendaraan minibus ke terminal…Damn… Apa sih ini ? Menurut gue ini aturan yang kurang bersahabat dengan konsumen. Kan kita konsumen harusnya bebas memilih, mau naik dari mana saja bisa, asal sudah ditentukan tempatnya. Sepertinya hanya demi mengejar retribusi terminal yang menurut gue cukup mahal untuk ukuran Indonesia, 2000 rupiah per  orang, sedangkan di Jawa saja rata-rata hanya 500 rupiah per orang. Mana terminalnya sepertinya kurang siap dalam menampung jumlah penumpang, dan juga ulah pedagaang asongan yang cenderung memaksa, apalagi pedagang ini rata-rata masih anak-anak. Inilah Indonesia.
Perjalanan dimulai. Scania K360 siap membawa kami ke toaraja. Jam 11 malam baru berangkat dan bis gue termasuk bis yang paling terakhir berangkat. Khawatir juga jadi bis terakhir, karena kalo misalnya ada trouble di jalan tidak ada teman-teman yang membantu. Seperti biasa, bis berhenti pertama di roti Maros, jajan roti sekalian kontrol manifest. Sopir tipikal kalem, tapi cukup berani juga injak gas dalam. Harus berani lah, rugi kalo mesin sekelas Scania tidak digeber. Gue pernah sekali dari Toraja dengan sopir yang sama yang membawa bis kami malam itu. Cara bawanya malam itu oke juga, satu per satu bis di depan yang sudah berangkat duluan bisa dikejar, jadi bis gue bukan yang terakhir lagi. Sepanjang perjalanan tidur-tidur ayam. Tercatat 2 kali singgah setelah berangkat dari Maros, di daerah Sidrap singgah kencing di sebuah masjid, pemberhentian kedua seperti biasa di daerah Enrekang tempat orang jual salak, gue apal banget karena sudah yang keempat kalinya gue singgah di tempat ini. Jam 5 pagi sudah masuk toraja, jam 6 finish di perwakilan di rantepao toraja utara, pemberhentian terakhir. 
Finish di Perwakilan Rantepao
Turun dari bis, jalan kaki, tujuan gue langsung Wisma Maria, penginapan langganan yang selalu gue tuju kalo pergi ke Toraja, sudah yang ketiga kalinya gue check ini di tempat ini, 3 kali juga gue pernah gagal check in gara-gara kamar sudah penuh. Tapi kali ini, kamar masih tersedia. Kami 5 orang Cuma booking 1 kamar, karena emang kami tidak bermalam, kamar hanya sebagai tempat transit untuk taruh tas, dan mandi.
Selesai beres-beres badan, langsung jalan cari mobil untuk jalan—jalan. Dari penjual bakso, kami mendapat mobil untuk disewa selama sehari termasuk sopirnya. Sebuah Toyota Kijang Super, tanpa AC, semriwing angin jendela saja, enjoy aja. Driver kami, bapak Nexi, sebuah nama yang unik untuk seorang pria…heheheheeee… 
Sekitar Patung yang Masih dalam Tahap Pengerjaan

Adventure dimulai…..
Dengan sebuah kijang yang sudah cukup berumur, kami dibawa menuju ke daerah Burake, sebelum Makale karena kami dari Rantepao Toraja Utara. Mobil ini ternyata tangguh juga, don’t judge the car by the body bro…. Dengan Bapak Nexi sebagai jokinya, kami dibawa piknik keliling sebagian Toraja pada hari itu. Joki kijang ini ternyata sangat mumpuni, skillnya ngga kalah dengan Michael Schumacer. Jalanan yang rusak disikat juga. Ternyata lokasi Patung Yesus yang kami tuju terletak diatas sebuah puncak bukit atau gunung. Kalau disebut bukit kok tinggi banget, kalo gunung kayaknya masih kurang tinggi sedikit…bingung. Yo wis, pokoknya, intinya di tempat yang tinggi. Jalan masuk dari jalan raya masih sekitar 3-4 km di daerah perkampungan dengan medan yang mendaki. Ternyata pendakian tidak sampai di situ juga, menuju ke lokasi masih ada pendakian curam dan jalanan di situ memang sedang dikerjakan, sedang ada proyek pemangkasan bukit. Jadi kijang dibawa offroad yang lumayan ekstrim. Dan, apa yang telah didengar sebelumnya kalo lokasi patung ditutup ternyata benar. Tapi Pak Nexi tidak menyerah begitu saja, karena dia seorang warga lokal jadi kami dicarikan jalur lain demi bisa sampai ke lokasi. Hebat Pak Nexi, terima kasih banyak, thank you very much, matur nuwun, nuhun pisan, kamsia…..Top is the best pokoke. Tetapi tidak sampai di situ saja tantangannya, jadi jangan senang dulu pemirsa. Jalan pintas yang lain ini, bisa gue bilang horor. Dengan sebuah kijang kami dibawa naik menembus sebuah jalan yang bisa gue bilang jalan setapak untuk mobil dengan tanjakan yang terjal, dan cukup panjang. Terus terang gue pribadi deg-degan dengan situasi macam ini. Jalanan tanah basah berbatu yang cukup terjal, dengan jurang yang dalam, shit, I hate it. Jujur nyali gue jadi ciut. Ini jalanan basah karena musim hujan. Gue mikirnya kalo bisa naik, ntar turunnya gimana ? Ga bisa gue bayangin kalo tiba-tiba pas turun rem nya blong kan berabe, mana gue belum kawin…Hush…ngelantur…  Pokoknya macem-macem aja pikirannya orang takut. Dengan skill off road dari sang joki, Pak Nexi, akhirnya kami sampai juga ditujuan…. Mantap emang ini sopir, nyalinya gede dan nekat juga. Setelah sampai lupa sudah rasa takut yang gue pikirkan tadi.
Indahnya pemandangan, dan luar biasanya maha karya ini… 
Patung Yesus Burake Tana Toraja

Pak Nexi amazing driver, baju biru celana pendek yg di belakang

Kijang Super yang benar-benar super

Setelah puas menikmati pemandangan dan menganggumi sebuah maha karya yang luar biasa, sekarang waktunya yang ditunggu-tunggu, yaitu, gue harus turun kembali, dan ini yang bikin nyali gue ciut lagi. Gue Cuma bisa berdoa semoga selamat sampai tujuan. Dan sekali lagi, don’t judge the car by the body berlaku lagi di situasi ini. Ibarat sumber kencono dengan Hino AK bisa mengalahkan Scania K360, kunci utamanya yaitu dari jokinya, ya dari sopirnya, atau dari driver yang mengendalikan kendaraan tersebut. Kembali ke cerita turun dari bukit Burake. Kijang super ini turun dengan mulus dan luar biasa, jokinya mengendalikan dengan sangat sempurna, nilai 100 untuk Pak Nexi, standing aplaus harus diberikan dengan skill ini. Kami semua turun dengan selamat sampai di jalan raya, sekali lagi dan sekali lagi, Pak Nexi adalah man of the match hari itu. …Hebat. 
1. Pemandangan dari atas Patung Yesus

2. Pemandangan kota Makale dari atas Patung Yesus      

3. Pemandangan dari atas Patung Yesus
 Wonderful Indonesia !