Kali ini gue mau cerita turing
pertama gue di tahun 2016 ini. Dan plesir kali ini tidak lain dan tidak bukan
adalah pergi keTana Toraja, seperti biasanya. Ngga bosen-bosen deh pergi ke
sana, di samping tempatnya yang adem nan sejuk, gue sebagai seorang penggemar
bis alias bismania, suka pergi ke sana karena bis-bis tujuan Toraja dari Makassar
armadanya ciamik men…
Rencana ini sebenarnya udah lama
gue susun, tujuan awal tetep mau plesir ngebis aja, ngga ada tujuan lain. Tapi
semua berubah. Ada info dari sobat gue, kalo di tana toraja sudah dibangun
salah satu maskot kebanggaan mereka yang terbaru yaitu patung Yesus dengan
ukuran yang cukup besar yang ditempatkan di atas sebuah bukit. Nah, dari situ
langsung aja gue eksekusi rencana tersebut, gue pengin berkunjung ke patung
tersebut. Akhirnya ngobrol-ngobrol dengan sobat gue, kita putuskan untuk
langsung pergi dalam 2-3 minggu ke depan, pastinya tetep bulan januari, dengan
tujuan lebih cepat lebih baik. Skip skip…rencana disusun matang, kita pergi
jumat malam, plesiran hari sabtu seharian, sabtu malam langsung balik ke Makassar
lagi. Ajak sana sini, akhirnya keputusan terakhir ada 5 orang peserta siap
berangkat ke Toraja. Seminggu sebelumnya tiket udah dibooking, dengan armada
Bintang Prima yang Scania.
Armada Bintang Prima, DD 7333 BP |
Ternyata, sehari setelah booking
tiket, ada info yang sedikit bikin gue shock. Katanya patung Yesus di Toraja
sedang ditutup untuk sementara karena wilayah sekitarnya sedang direnovasi.
Jadi mesti putar otak lagi, antara batal atau tetep pergi dengan tujuan tempat
yang lain. Kontak-kontak dengan sobat-sobat gue yang lain, akhirnya semua
sepakat kalo kita-kita tetep berangkat apapun yang terjadi, yang penting piknik
jangan sampai batal.
Hari H keberangkatan telah tiba.
Jumat malam selesai misa Jumat di gereja, kami berkumpul, langsung naik
petepete menuju ke pool Bintang Prima di jalan Perintis Kemerdekaan Makassar.
Perjalanan lancar dan tiba di pool bis dengan selamat, sehat walafiat tidak
kurang suatu apapun kecuali uang berkurang karena mesti bayar petepete, loe
pikir naik petepete gratis apa…..emang angkot nenek loe… (petepete=angkot,
sebutannya di Makassar)
Menunggu di pool cukup lama,
sekalian cuci mata. Bis sudah standby, tinggal berangkat. Tapi hal yang ngga
gue suka ternyata masih muncul. Sebuah kebijakan aneh dari pemerintah setempat
yang tidak memperbolehkan penumpang untuk naik dari pool bis, jadi kami harus
dilangsir dengan kendaraan minibus ke terminal…Damn… Apa sih ini ? Menurut gue ini aturan yang kurang bersahabat
dengan konsumen. Kan kita konsumen harusnya bebas memilih, mau naik dari mana
saja bisa, asal sudah ditentukan tempatnya. Sepertinya hanya demi mengejar
retribusi terminal yang menurut gue cukup mahal untuk ukuran Indonesia, 2000
rupiah per orang, sedangkan di Jawa saja
rata-rata hanya 500 rupiah per orang. Mana terminalnya sepertinya kurang siap
dalam menampung jumlah penumpang, dan juga ulah pedagaang asongan yang
cenderung memaksa, apalagi pedagang ini rata-rata masih anak-anak. Inilah
Indonesia.
Perjalanan dimulai. Scania K360
siap membawa kami ke toaraja. Jam 11 malam baru berangkat dan bis gue termasuk
bis yang paling terakhir berangkat. Khawatir juga jadi bis terakhir, karena
kalo misalnya ada trouble di jalan tidak ada teman-teman yang membantu. Seperti
biasa, bis berhenti pertama di roti Maros, jajan roti sekalian kontrol
manifest. Sopir tipikal kalem, tapi cukup berani juga injak gas dalam. Harus
berani lah, rugi kalo mesin sekelas Scania tidak digeber. Gue pernah sekali
dari Toraja dengan sopir yang sama yang membawa bis kami malam itu. Cara
bawanya malam itu oke juga, satu per satu bis di depan yang sudah berangkat
duluan bisa dikejar, jadi bis gue bukan yang terakhir lagi. Sepanjang
perjalanan tidur-tidur ayam. Tercatat 2 kali singgah setelah berangkat dari Maros,
di daerah Sidrap singgah kencing di sebuah masjid, pemberhentian kedua seperti
biasa di daerah Enrekang tempat orang jual salak, gue apal banget karena sudah
yang keempat kalinya gue singgah di tempat ini. Jam 5 pagi sudah masuk toraja,
jam 6 finish di perwakilan di rantepao toraja utara, pemberhentian terakhir.
Finish di Perwakilan Rantepao |
Turun dari bis, jalan kaki, tujuan gue langsung Wisma Maria, penginapan
langganan yang selalu gue tuju kalo pergi ke Toraja, sudah yang ketiga kalinya
gue check ini di tempat ini, 3 kali juga gue pernah gagal check in gara-gara
kamar sudah penuh. Tapi kali ini, kamar masih tersedia. Kami 5 orang Cuma
booking 1 kamar, karena emang kami tidak bermalam, kamar hanya sebagai tempat
transit untuk taruh tas, dan mandi.
Selesai beres-beres badan,
langsung jalan cari mobil untuk jalan—jalan. Dari penjual bakso, kami mendapat
mobil untuk disewa selama sehari termasuk sopirnya. Sebuah Toyota Kijang Super,
tanpa AC, semriwing angin jendela saja, enjoy aja. Driver kami, bapak Nexi,
sebuah nama yang unik untuk seorang pria…heheheheeee…
Sekitar Patung yang Masih dalam Tahap Pengerjaan |
Adventure dimulai…..
Dengan sebuah kijang yang sudah
cukup berumur, kami dibawa menuju ke daerah Burake, sebelum Makale karena kami
dari Rantepao Toraja Utara. Mobil ini ternyata tangguh juga, don’t judge the car by the body bro…. Dengan
Bapak Nexi sebagai jokinya, kami dibawa piknik keliling sebagian Toraja pada
hari itu. Joki kijang ini ternyata sangat mumpuni, skillnya ngga kalah dengan
Michael Schumacer. Jalanan yang rusak disikat juga. Ternyata lokasi Patung
Yesus yang kami tuju terletak diatas sebuah puncak bukit atau gunung. Kalau
disebut bukit kok tinggi banget, kalo gunung kayaknya masih kurang tinggi sedikit…bingung.
Yo wis, pokoknya, intinya di tempat yang tinggi. Jalan masuk dari jalan raya
masih sekitar 3-4 km di daerah perkampungan dengan medan yang mendaki. Ternyata
pendakian tidak sampai di situ juga, menuju ke lokasi masih ada pendakian curam
dan jalanan di situ memang sedang dikerjakan, sedang ada proyek pemangkasan
bukit. Jadi kijang dibawa offroad
yang lumayan ekstrim. Dan, apa yang telah didengar sebelumnya kalo lokasi
patung ditutup ternyata benar. Tapi Pak Nexi tidak menyerah begitu saja, karena
dia seorang warga lokal jadi kami dicarikan jalur lain demi bisa sampai ke
lokasi. Hebat Pak Nexi, terima kasih banyak, thank you very much, matur nuwun, nuhun pisan, kamsia…..Top is the best pokoke. Tetapi tidak
sampai di situ saja tantangannya, jadi jangan senang dulu pemirsa. Jalan pintas
yang lain ini, bisa gue bilang horor. Dengan sebuah kijang kami dibawa naik
menembus sebuah jalan yang bisa gue bilang jalan setapak untuk mobil dengan
tanjakan yang terjal, dan cukup panjang. Terus terang gue pribadi deg-degan
dengan situasi macam ini. Jalanan tanah basah berbatu yang cukup terjal, dengan
jurang yang dalam, shit, I hate it.
Jujur nyali gue jadi ciut. Ini jalanan basah karena musim hujan. Gue mikirnya
kalo bisa naik, ntar turunnya gimana ? Ga bisa gue bayangin kalo tiba-tiba pas
turun rem nya blong kan berabe, mana gue belum kawin…Hush…ngelantur… Pokoknya macem-macem aja pikirannya orang
takut. Dengan skill off road dari
sang joki, Pak Nexi, akhirnya kami sampai juga ditujuan…. Mantap emang ini
sopir, nyalinya gede dan nekat juga. Setelah sampai lupa sudah rasa takut yang
gue pikirkan tadi.
Indahnya pemandangan, dan luar biasanya
maha karya ini…
Patung Yesus Burake Tana Toraja |
Pak Nexi amazing driver, baju biru celana pendek yg di belakang |
Kijang Super yang benar-benar super |
Setelah puas menikmati
pemandangan dan menganggumi sebuah maha karya yang luar biasa, sekarang
waktunya yang ditunggu-tunggu, yaitu, gue harus turun kembali, dan ini yang
bikin nyali gue ciut lagi. Gue Cuma bisa berdoa semoga selamat sampai tujuan.
Dan sekali lagi, don’t judge the car by
the body berlaku lagi di situasi ini. Ibarat sumber kencono dengan Hino AK
bisa mengalahkan Scania K360, kunci utamanya yaitu dari jokinya, ya dari
sopirnya, atau dari driver yang
mengendalikan kendaraan tersebut. Kembali ke cerita turun dari bukit Burake.
Kijang super ini turun dengan mulus dan luar biasa, jokinya mengendalikan
dengan sangat sempurna, nilai 100 untuk Pak Nexi, standing aplaus harus
diberikan dengan skill ini. Kami semua turun dengan selamat sampai di jalan
raya, sekali lagi dan sekali lagi, Pak Nexi adalah man of the match hari itu. …Hebat.
1. Pemandangan dari atas Patung Yesus |
2. Pemandangan kota Makale dari atas Patung Yesus |
3. Pemandangan dari atas Patung Yesus |
Wonderful Indonesia !