Monday, 16 July 2012

Trip Toraja-Makassar(2)

Sabtu, 14 Juli 2012
Jam 19.00 check out dari hotel setelah sehari di Rantepao dan kuhabiskan dengan tidur karena  dinginnya Toraja membuat pilekku tambah parah. Jalan kaki ke perwakilan Bintang Prima di Rantepao, sekitar 1 km dari hotel, scania yang nantinya bakal mengantarku ke Makassar masih parkir di lapangan dekat hotel temp[atku menginap. Aku mampir dulu di warung bakso untuk ganjal perut dan bisa menhangatkan badan. Setengah delapan aku datang ke perwakilan, kata penjaga agen, bisnya nanti baru datang jam 9 karena sebelumnya harus menjemput penumpang. Daripada kelamaan menunggu, aku muter-muter dulu lihat aktivitas pemberangkatan bis malam di agen-agen yang tersebar di sekitar pasar Rantepao.
Jam 8 lewat, aku cari makan lagi, karena dari siang belum ketemu nasi biar nanti tidak kelaparan di bis.
Jam 8.45 kembali lagi ke agen yang mulai dipadati calon penumpang. Serahkan tiket, nopol bis ditulis DD7888BP. Malam itu, sudah parkir 3 Bintang Prima JB 1525 air suspensi. Sekitar jam 9 datang juga scania ungu yang aku tunggu-tunggu, bis sudah terisi beberapa penumpang yang dijemput entah di rumahnya atau di hotel. Begitu parkir,langsung naik melalui pintu depan menuju ke kursi no 12. Bis berkapasitas 32 penumpang, pintu tengah, non toilet, konfigurasi kursi 8 deret kanan kiri, busa tebal tapi masih lebih lebar kursi Metro Permai yang aku naiki malam sebelumnya, footrest, guling, selimut. 

Jam 9.30 berangkat tapi beberapa kali berhenti menjemput penumpang, malahan harus menunggu cukup lama. Di ruas jalan antara Rantepao menuju Makale mengekor Metro Permai marco 1526. Stop lagi di agen Makale  bareng 2 Manggla Trans 1830 dan 1626, semua kursi terisi. Meninggalkan Makale jam 22.30, lampu kabin dimatikan menyisakan led biru kecil langsung jos di jalan yang berkelok kelok dan menurun, sementara di depan tidak ada bis lain, beberapa bis sudah berangkat lebih dulu saat bisku masih loading penumpang di Makale tadi. Melintas perbatasan Tana Toraja-Enrekang, aku tidur dan terbangun saat lampu kabin dinyalakan. Ternyata berhenti di Rumah Makan “Panorama Jaya” puncak Enrekang sekitar jam 12.  Ada 6 bis yang berhenti, bisku satu-satunya scania, 5 lainnya 1830, 3 Litha&co, 1 Manggala Trans, 1 Metro Permai. Datang beberapa saat kemudian berturut-turut 1 Manggala Trans JB 1626, 2 Metro Permai 1526 marco.  Aku turun untuk ke toiet dan beli air mineral. Istirahat  sekitar 30 menit, lanjut jalan di belakang Metro Permai 1830. Melintasi jalan gelap dan berkelok kelok di  pegunungan tanpa  mengovertake ataupun mengovertake, sesekali bahkan harus berhenti saat kres dengan truk ditikungan U. Aku pun tertidur kembali…zzz…zzz.zzz
Saat bangun tidur, kurasakan bis sudah berlari kencang melewati poros Sidrap-Rappang. Wah, tampaknya si ungu ini mulai unjuk gigi. Di sini mulai kres dengan bis-bis dari Makassar, tapi kali ini aku kesulitan mengidentifikasi bis yang kres karena kencangnya bisku. Beberapa kali melakukan overtake  tapi aku sulit mengidentifikasi karena posisiku di sebelah kanan. Saat melakukan overtake, ranting-ranting pohon yang menjulur di pinggir jalan disambar dengan ganasnya. Bener-bener bis balap.
Jam 02.30 melewati jalan poros Sindenreng-Parepare, mengekor 1830 Litha&co sampai memasuki Parepare tanpa overtake karena jalan  sempit. Begitu keluar dari Parepare, di dukung jalan yang  lebar dan halus antara kab. Barru sampai Pangkep, sopir mulai menggila, gas dibejek lagi, korban pertama Litha &co yang dari tadi hanya bisa diikuti.
 Jam 3 sudah masuk di poros Pangkep Maros, mulailah terlihat bis-bis dari Palopo di depan, dan adu cepat dimulai lagi disini, satu per satu di over take, yang berhasil teridentifikasi,  scania hitam marco Bintang Prima di OT dari kiri, Pipposs millennium ekonomi, Bintang Timur 1525 marco putih biru, Alam Indah cooler panorama3. Saat melewati jalan rusak, si ungu ambil jalur paling kiri di samping beberapa mobil pribadi, ternyata di jalur kanan luar, lagi-lagi Litha&co 1830 “Biringkanaya” melibas dan langsung nagcir di depan diikuti Alam Indah panorama3 yang tadi diover take. Sepertinya sopir panas, langsung dikejar lagi kedua bis tersebut, tapi kali ini agak ngawur, lubang jalanan dihajar saja, sampai suspensi bunyi “jeglok”. Over take lagi Alam Indah panorama3, Pipposs Evonext 1526, Gunung Rejeki marco 1525, 2 Garuda selempang NA mercy doyok, Alam Indah tentrem 1518, sementara Litha &co “Biringkanaya”bisa di OT menjelang masuk di kota Pangkep.
Jam 4.30 Masuk wilayah Maros, masih berlari kencang dan beberapa kali menghajar lubang jalanan dengan liar, tiba-tiba terdengar bunyi “jeeeeesssssss” seperti ada yang bocor diikuti suara alarm. Aku sudah berpikir, kalau balon suspensinya yang bocor akibat beberpa kali menghajar lubang tadi. Pas di depan Pengadilan Agama Maros, berhenti bunyi mendesis terus terdengar.  Sopir dan kru turun. Ternyata sumbernya adalah bocornya selang angin yang digunakan untuk membuka pintu akibat tergencet, kata kernetnya. Akhirnya bis-bis yang tadi diovertake dengan ganas, lewat saja dengan salam klakson, sementara si ungu masih dalam perbaikan darurat. Sekitar 15 menit selesai juga, dan kembali melanjutkan perjalanan, kali ini lebih slow.
Jam 05 masuk ke bandara, bareng dengan Litha&co 1830, Alam Indah, Pipposs, Metro Permai, Manggala Trans. Bandara jadi seperti terminal dadakan. Keluar bandara, masuk kota Makassar jam 06, berhenti isi solar di spbu jalan Petarani, hampir semua penumpang sudah turun, tinggal menyisakan aku sendiri dan 3 orang bule yang masih terlelap di kursinya. Saat isi solar ini aku mengamati interior si ungu yang sudah berusia sekitar 1 tahun ini sudah terlihat kusam, saat di Toraja aku lihat bodynya sudah didempul di beberapa bagian. Selanjutnya bis langsung pulang ke garasi, aku akhiri perjalanan di garasi Bintang Prima jalan Urip Sumoharjo depan kantor Gubernur.        

Trip Makassar-Toraja(1)


Jumat, 13 Juli 2012
Jam 19.00 berangkat dari kontrakan, mampir atm ambil “sangu”, naik petepete, masih ngetem sekitar 30 menit di depan MTC (Makassar Trade Center). Sampe di jalan Urip Sumoharjo sebelum Makodam 7 Wirabuana jalanan macet, jarak 1 km ditempuh hampir 1 jam, waktu sudah hampir jam 20.30 malah makin parah macetnya, padahal bisku berangkat jam 21.00 dari agen di jalan Perintis Kemerdekaan depan MToS (Makassar Town Square).  Jarak ke MToS masih sekitar 1 km lagi. Daripada telat aku putuskan turun di depan Makodam lanjut jalan kaki. Agak cepat aku berjalan akhirnya 15 menit kemudian  sampai juga di agen dengan bermandi keringat. Langsung ke loket serahkan tiket yang sudah aku pesan seminggu sebelumnya ke petugas agen, ditulis plat nomor DD7587UA, Metro Permai “High Class” JB 1830 pintu tengah, non toilet, 28 seat 7 baris kanan kiri, tarif 150 ribu plus air mineral 600 ml.
 
Sambil nunggu waktu keberangkatan, aku iseng-iseng inspeksi ke agen Bintang Prima mencari tahu armada Scania manakah yang nanti akan aku naiki dari Toraja, karena aku juga telah beli tiket Toraja-Makassar untuk malam berikutnya di agen Makassar, tarif 120 ribu dengan tambahan 5 ribu karena pesan bukan di kota keberangkatan. Ternyata malam itu yang jalan Toraja adalah JB Scania  ungu livery biola, K310.
Kembali ke agen Metro, langsung menuju ke depan bis yang akan aku naiki, ngobrol sebentar dengan kernet, langsung aku naik ke bis karena akan segera berangkat.
Masuk ke kabin, wow, kursi lebar “Aldilla” dengan busa tebal plus legrest footrest, lengkap dengan bantal dan selimut “spongebob”nya, lebar lorong yang cuma sekitar 30 cm membuatku harus berjalan miring menuju ke  kursi no 5, singgasanaku sampai esok pagi. Di setiap sampul kursi juga dibordir nomor masing-masing kursi, walaupun di rak atas juga tertempel nomor.

 
Jam 9 lewat sedikit bis berangkat dengan penumpang 5 orang menyusuri jalan Perintis Kemerdekaan menuju ke terminal Daya. Sampai terminal semua penumpang disuruh turun dulu untuk membayar retribusi 500 rupiah dan masuk ke dalam terminal sementara bis menuju ke parkiran keberangkatan. Sungguh sebuah kebijakan yang sangat merepotkan.
Begitu bis parkir, aku naik lagi. Parkir sekitar 30 menit untuk menambah penumpang. Terparkir juga 2 Charisma Transport, 2 Manggala Trans, 1 Metro Permai. Jam 10 lewat berangkat lagi dengan tambahan 10 penumpang. Di jalan tambah 2 penumpang yang sudah janjian naik di tempat yang dilewati. Sampai di depan spbu di dekat bandara kres dengan Litha & co keberangkatan siang dari toraja, trus bisku berhenti cukup lama. Berturut-turut diovertake Litha & co “Masterpiece” 1830 toraja, 2 Litha 1525 Mamuju, 2 Manggala Trans 1830 dan 1626.
Terdengar salah satu kru beberapa kali menelepon, ngga tahu apa yang dibicarakan karena menggunakan bahasa daerah. Saat berbicara dengan bahasa Indonesia aku baru mengerti, ternyata ada seorang penumpang yang tadi ditinggal karena sampai bis berangkat dia tidak datang terjebak macet katanya, dan rencananya akan diikutkan bis Metro yang berangkat belakangan. Ternyata penumpang tadi sudah naik PO lain. Akhirnya jalan lagi, dan ternyata malam itu aku duduk sendiri. Wah lumayan beli 1 tiket dapat 2 kursi lebar, 2 bantal, 2 selimut, sambil menikmati suspensi udara 1830.
Sekitar jam 11, stop lagi di Roti Maros “Setia Kawan” bersama 1 Gunung Rejeki marco 1525 Palopo dan Alam Indah MP. Beberapa penumpang turun untuk membeli bekal atau oleh-oleh, aku turun untuk kencing saja. Di Roti Maros yang lain juga banyak berhenti bis-bis yang tadi lewat saat bisku berhenti di depan spbu.
Kembali melanjutkan perjalanan, melintas jalan poros Maros, di depan terlihat Charisma Transport 1521 AP selempang dulu eks Efi tapi sekarang kondisinya sudah “buluk”, bahkan lampu belakangnya tidak ada yang menyala sama sekali, kecuali kalo sedang injak rem, dan nyalakan sign. Beberapa saat mengekor akhirnya Charisma bisa disalip dari kanan dan bisku mulai melaju kencang sendirian di jalan yang agak sepi dengan mengover take beberapa truk ekspedisi. 
Jam 11.30 masuk wilayah Pangkep, masih sendirian dan aku rasakan melaju cukup kencang di jalan lurus poros Pangkep-Barru, tiba-tiba dari sebelah kiri dengan tenangnya Litha & co “Masterpiece” 1830 JB mengovertake bisku dan langsung ngacir sampai tak terlihat lagi bokongnya. Karena sepi, jalan halus, plus music nostalgia Pance dkk maka ngantuklah aku. Kedua footrest aku naikkan, kedua bantal  ditata sedemikain rupa, tidur deh…zzzz..zzzz..zzzz.
Bangun sekitar jam 1.30  sudah masuk wilayah kab. Barru. Mendekati Parepare bisku mengovertake Litha &co mercy lama tujuan Poso. Masuk Parepare mengekor Bintang Timur 1626 JB biru tujuan toraja tapi sulit disalip karena jalan yang sempit. Di sini mulai kres dengan bis malam tujuan Makassar, diawali dari Litha &co, Pipposs bis 3/4.  Berhenti isi solar bareng dengan Litha&co 1830 yang tadi mengovertake bisku. Ternyata Litha&co  ini bertag body “Biringkanaya”, sama-sama tujuan toraja. Saat berhenti, lewat Bintang Marwah 1830 JB tujuan Palopo, Pipposs RS, Litha&co tujuan Poso. Selanjutnya Litha&co “Biringkanaya”  start duluan.
 
Di sepanjang poros Parepare-Sidrap, kres dengan banyak bis, yang berhasil aku identifikasi, 2 Garuda dari Malili, iring-iringan Bintang Timur, Bintang Prima, Alam Indah, Bintang Martwah, Charisma Transport, Litha&co, Pipposs, semuanya dari Palopo dan sebuah bis ¾ yang full muatan diatap trayek Manado-Makassar. Sekitar jam 2 masuk wilayah Sidrap, kres dengan bis-bis dari Toraja, Bintang Prima, Metro Permai, Manggala Trans, Litha &co. Di spbu pas di pertigaan yang menjadi titik temu antara kendaraan dari Toraja dan Palopo terlihat rombongan Litha&co 1830 berhenti, entah ngapain.
Di daerah Rappang,perbatasan Sidrap dan Enrekang, jalanan lurus tapi agak sempit, di belakang kanan aku lihat ada lampu Jetbus nyosor dari belakang, ternyata Bintang Prima scania ungu livery biola mengover take tanpa ampun dan langsung ngacir, padahal waktu keberangkatan scania ini dan bisku terpaut sekitar 1 jam. Tidak lama sesudahnya kembali Litha&co “Biringkanaya” juga mengover take bisku dan tampaknya langsung mengejar si scania tadi. Dan aku pun kembali tertidur…zzz..zzz..zzz. Terbangun sekitar jam 3 saat lampu kabin dinyalakan dan bis berhenti di rumah makan kecil pas di belokan, ternyata sudah masuk kab. Enrekang. Ternyata banyak juga temannya. 5 Bintang Prima (4 JB MB 1525 dan 1 Scania ungu tadi), 2 JB Manggala Trans 1525 dan 1626, 1 Bintang Timur JB biru 1626, dan lewat juga 1 Manggala Trans JB ungu 1830.
Istirahat sekitar 20 menit, ganti sopir, dan ganti kernet. Sopir dan kernet yang tadi berpasangan sejak dari Makassar istirahat di belakang, digantikan sopir dan kernet yang dari Makassar istirahat di belakang. Dari sini mulai naik gunung, jalanan berkelok dan gelap. Melewati rumah makan “Panorama Jaya” di puncak Enrekang, terlihat 4 unit 1830, masing-masing 3 Litha&co Masterpiece dan 1 Manggala Trans sedang istirahat. Aku kembali melanjutkan tidur..zzz..zzz..zzz.
Terbangun sudah jam 04.30 saat masuk di pintu gerbang “Selamat Datang di Tana Toraja”. Bis berhenti menurunkan 2 penumpang, di over take Manggala Trans marco 1525 dan Metro Permai marco MP 1525 juga, selanjutnya bisku berjalan beriringan dengan kedua bis tersebut melewati jalanan berkelok di Tana Toraja. Jam 05.30 masuk Makale, ibukota Tana Toraja, jam 06.30 perjalananku finish di depan perwakilan Metro Permai di Rantepao, turun langsung cari penginapan untuk transit 1 hari ini.

Saturday, 7 July 2012

Bersepeda dan Bakti Sosial


Bersepeda lagi.
Kali ini kegiatannya diselingi dengan kegiatan sosial, yaitu pengobatan gigi gratis di dusun Tamanyeleng Gowa. Kosema (klub sepeda saya) bekerja sama dengan rekan-rekan dokter gigi di Makassar yang juga hobi sepeda yang tergabung dalam Dental Cyling Club mengadakan bakti social pengobatan gigi gratis. Kami berangkat pagi dari kawasan Metro Tanjung Bunga menuju lokasi yang berjarak sekitar 10 km.
Antusias warga setempat cukup bagus, terbukti beberapa ada yang memeriksa dan mencabut gigi, terutama anak-anak kecil dengan diantar orang tuanya.
Sepeda, go Green, Bakti Sosial, sebuah perpaduan yang sempurna. 
Gowa, 20 Mei 2012















Friday, 9 March 2012

Pulau Liukang Loe

Pulau Liukang Loe dapat merupakan pulau yang terdekat dengan kawasan pantai pasir putih Tanjung Bira. Untuk menyeberang ke pulau ini kita bisa menyewa kapal kecil atau speed boat dari pantai pasir putih Tanjung Bira, tarifnya sekitar 250 ribu, jadi akan lebih hemat apabila bisa rombongan. Waktu tempuhnya hanya sekitar 30 menit saja. Pulau berpasir putih yang sangat indah ini termasuk pulau berpenghuni, termasuk dalam wilayah kecamatan Bonto Bahari kabupaten Bulukumba. Terdapat pula penginapan yang berada persis di bibir pantai degan pemandangan laut menghadap ke pantai pasir putih. 
View 1

View 2

View 3

View 4

Makam yang Terhantam Abrasi

View 5

View 6

Suasana Pulau yang Damai

View 7

Rumah Warga Pulau

Sekolah Dasar No. 170 Liukang loe

Jalan Desa di Pulau

Rumah Penduduk Setempat

Penginapan

Pelabuhan Tanjung Bira

Pelabuhan Tanjung Bira terletak di Kabupaten Bulukmuba, Sulawesi Selatan, Indonesia. Pelabuhan ini merupakan pintu masuk manuju pulau Selayar dari pulau Sulawesi. Pulau Selayar masuk ke dalam kabupaten kepulauan Selayar yang beribukota di Benteng. Pelabuhan ini termasuk pelabuhan yang cukup ramai, setiap harinya banyak truk-truk ekspedisi yang membawa barang-barang kebutuhan pokok dan juga bis-bis penumpang umum yang akan menuju ke wilayah kepulauan Selayar. Menurut info yang saya dapatkan, setiap harinya hanya ada satu kali penyebarangan dengan kapal ferry menuju ke pulau Selayar, dan lama penyeberangan sekitar 3 jam tergantung kondisi cuaca. 
Salah satu bis dari Makassar tujuan Pulau Selayar

Bis tujuan Pulau Selayar yang penuh Muatan

Kapal Ferry ke Pulau Selayar

Truk Eskpedisi ke Pulau Selayar

Pemandangan di sekitar Pelabuhan (1)

Pemandangan di sekitar Pelabuhan (2)

Gerbang Masuk Pelabuhan

Thursday, 8 March 2012

Pantai Pasir Putih Tanjung Bira

Pantai Tanjung Bira, terletak di kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Indonesia, terkenal dengan pasir putihnya yang lembut dan juga pulau-pulau dengan pasir putih. Dari kota Bulukumba masih berjarak sekitar 30 km atau kurang lebih 1 jam perjalanan.
Untuk dapat mencapainya ada banyak angkutan mobil (biasanya sejenis MPV seperti Panther, Kijang) atau kita bisa menggunakan bis umum jurusan Pulau Selayar dari terminal Malengkeri di perbatasan Makassar-Gowa, atau bisa juga dengan mobil travel. Jarak dari Makassar sekitar 200 km.
Peta Kawasan Wisata Bira

Pemandangan di Pantai Pasir Putih (1)

Keindahan Lautnya

Pemandangan di Pantai Pasir Putih (2)

Pemandangan di Pantai Pasir Putih (2)

Sunset di Pantai Pasir Putih

Deretan Penginapan di tepi Pantai (1)

Deretan Penginpan di lihat dari Tengah Laut(2)

Pemandangan pantai dari Sisi yang Lain



Pelabuhan Paotere

Paotere adalah suatu pelabuhan rakyat yang terletak di kelurahan Ujung Tanah, kecamatan Tallo, Makassar, Sulawesi selatan, Indonesia. Berjarak  kurang lebih 5 km dari pusat kota Makassar. Konon pelabuhan ini sudah berdiri sejak zaman dulu dan merupakan peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo.
Sampai sekarang pelabuhan ini masih beroperasi, banyak disinggahi kapal-kapal tradisional seperti kapal Phinisi dan aktivitasnya masih ramai baik perdagangan antar pulau, dan juga para nelayan tradisional yang akan pergi melaut, bahkan jadi ajang bermain anak-anak. Pelabuhan ini juga menjadi salah satu jalur alternatif dari Makassar menuju ke pulau-pulau di sekitarnya.
Seorang Pelaut Sedang Memperbaiki Kapalnya

Nelayan Tradisional

Nelayan Tradisional

Kapal yang Berjejer di Paotere

Angkut Es Balok untuk Persiapan Melaut

Anak-anak Bermain Di Laut

Seorang Nelayan Tradisional sedang Memperbaiki Mesin Perahu