Sabtu, 14 Juli 2012
Jam 19.00 check out dari hotel
setelah sehari di Rantepao dan kuhabiskan dengan tidur karena dinginnya Toraja membuat pilekku tambah
parah. Jalan kaki ke perwakilan Bintang Prima di Rantepao, sekitar 1 km dari
hotel, scania yang nantinya bakal mengantarku ke Makassar masih parkir di
lapangan dekat hotel temp[atku menginap. Aku mampir dulu di warung bakso untuk
ganjal perut dan bisa menhangatkan badan. Setengah delapan aku datang ke perwakilan,
kata penjaga agen, bisnya nanti baru datang jam 9 karena sebelumnya harus
menjemput penumpang. Daripada kelamaan menunggu, aku muter-muter dulu lihat aktivitas
pemberangkatan bis malam di agen-agen yang tersebar di sekitar pasar Rantepao.
Jam 8 lewat, aku cari makan lagi,
karena dari siang belum ketemu nasi biar nanti tidak kelaparan di bis.
Jam 8.45 kembali lagi ke agen
yang mulai dipadati calon penumpang. Serahkan tiket, nopol bis ditulis DD7888BP.
Malam itu, sudah parkir 3 Bintang Prima JB 1525 air suspensi. Sekitar jam 9
datang juga scania ungu yang aku tunggu-tunggu, bis sudah terisi beberapa
penumpang yang dijemput entah di rumahnya atau di hotel. Begitu parkir,langsung
naik melalui pintu depan menuju ke kursi no 12. Bis berkapasitas 32 penumpang,
pintu tengah, non toilet, konfigurasi kursi 8 deret kanan kiri, busa tebal tapi
masih lebih lebar kursi Metro Permai yang aku naiki malam sebelumnya, footrest,
guling, selimut.
Jam 9.30 berangkat tapi beberapa
kali berhenti menjemput penumpang, malahan harus menunggu cukup lama. Di ruas
jalan antara Rantepao menuju Makale mengekor Metro Permai marco 1526. Stop lagi
di agen Makale bareng 2 Manggla Trans
1830 dan 1626, semua kursi terisi. Meninggalkan Makale jam 22.30, lampu kabin
dimatikan menyisakan led biru kecil langsung jos di jalan yang berkelok kelok
dan menurun, sementara di depan tidak ada bis lain, beberapa bis sudah
berangkat lebih dulu saat bisku masih loading penumpang di Makale tadi.
Melintas perbatasan Tana Toraja-Enrekang, aku tidur dan terbangun saat lampu
kabin dinyalakan. Ternyata berhenti di Rumah Makan “Panorama Jaya” puncak
Enrekang sekitar jam 12. Ada 6 bis yang
berhenti, bisku satu-satunya scania, 5 lainnya 1830, 3 Litha&co, 1 Manggala
Trans, 1 Metro Permai. Datang beberapa saat kemudian berturut-turut 1 Manggala
Trans JB 1626, 2 Metro Permai 1526 marco.
Aku turun untuk ke toiet dan beli air mineral. Istirahat sekitar 30 menit, lanjut jalan di belakang Metro
Permai 1830. Melintasi jalan gelap dan berkelok kelok di pegunungan tanpa mengovertake ataupun mengovertake, sesekali
bahkan harus berhenti saat kres dengan truk ditikungan U. Aku pun tertidur
kembali…zzz…zzz.zzz
Saat bangun tidur, kurasakan bis
sudah berlari kencang melewati poros Sidrap-Rappang. Wah, tampaknya si ungu ini
mulai unjuk gigi. Di sini mulai kres dengan bis-bis dari Makassar, tapi kali
ini aku kesulitan mengidentifikasi bis yang kres karena kencangnya bisku.
Beberapa kali melakukan overtake tapi
aku sulit mengidentifikasi karena posisiku di sebelah kanan. Saat melakukan
overtake, ranting-ranting pohon yang menjulur di pinggir jalan disambar dengan
ganasnya. Bener-bener bis balap.
Jam 02.30 melewati jalan poros
Sindenreng-Parepare, mengekor 1830 Litha&co sampai memasuki Parepare tanpa
overtake karena jalan sempit. Begitu keluar
dari Parepare, di dukung jalan yang lebar dan halus antara kab. Barru sampai
Pangkep, sopir mulai menggila, gas dibejek lagi, korban pertama Litha &co
yang dari tadi hanya bisa diikuti.
Jam 3 sudah masuk di poros Pangkep Maros,
mulailah terlihat bis-bis dari Palopo di depan, dan adu cepat dimulai lagi disini,
satu per satu di over take, yang berhasil teridentifikasi, scania hitam marco Bintang Prima di OT dari
kiri, Pipposs millennium ekonomi, Bintang Timur 1525 marco putih biru, Alam
Indah cooler panorama3. Saat melewati jalan rusak, si ungu ambil jalur paling
kiri di samping beberapa mobil pribadi, ternyata di jalur kanan luar, lagi-lagi
Litha&co 1830 “Biringkanaya” melibas dan langsung nagcir di depan diikuti
Alam Indah panorama3 yang tadi diover take. Sepertinya sopir panas, langsung
dikejar lagi kedua bis tersebut, tapi kali ini agak ngawur, lubang jalanan
dihajar saja, sampai suspensi bunyi “jeglok”. Over take lagi Alam Indah
panorama3, Pipposs Evonext 1526, Gunung Rejeki marco 1525, 2 Garuda selempang
NA mercy doyok, Alam Indah tentrem 1518, sementara Litha &co
“Biringkanaya”bisa di OT menjelang masuk di kota Pangkep.
Jam 4.30 Masuk wilayah Maros,
masih berlari kencang dan beberapa kali menghajar lubang jalanan dengan liar,
tiba-tiba terdengar bunyi “jeeeeesssssss” seperti ada yang bocor diikuti suara
alarm. Aku sudah berpikir, kalau balon suspensinya yang bocor akibat beberpa
kali menghajar lubang tadi. Pas di depan Pengadilan Agama Maros, berhenti bunyi
mendesis terus terdengar. Sopir dan kru
turun. Ternyata sumbernya adalah bocornya selang angin yang digunakan untuk
membuka pintu akibat tergencet, kata kernetnya. Akhirnya bis-bis yang tadi
diovertake dengan ganas, lewat saja dengan salam klakson, sementara si ungu
masih dalam perbaikan darurat. Sekitar 15 menit selesai juga, dan kembali
melanjutkan perjalanan, kali ini lebih slow.
Jam 05 masuk ke bandara, bareng
dengan Litha&co 1830, Alam Indah, Pipposs, Metro Permai, Manggala Trans.
Bandara jadi seperti terminal dadakan. Keluar bandara, masuk kota Makassar jam
06, berhenti isi solar di spbu jalan Petarani, hampir semua penumpang sudah
turun, tinggal menyisakan aku sendiri dan 3 orang bule yang masih terlelap di
kursinya. Saat isi solar ini aku mengamati interior si ungu yang sudah berusia
sekitar 1 tahun ini sudah terlihat kusam, saat di Toraja aku lihat bodynya
sudah didempul di beberapa bagian. Selanjutnya bis langsung pulang ke garasi,
aku akhiri perjalanan di garasi Bintang Prima jalan Urip Sumoharjo depan kantor
Gubernur.