Sunday, 29 January 2017

Kenangan Lama

Sebuah kenangan lama saat belum ramenya orang bikin Vlog di Youtube. Kebetulan aku pernah aktif memantau sebuah milist tentang salah satu hobi yang aku sukai sejak dulu, yaitu berhubungan dengan bis. Ya dulu aku sempat tergabung di komunitas Bismania Community. 
Ada semacam tradisi kalau kita melakukan perjalanan dengan bis, selalu wajib bikin catatan perjalanan yang dikenal dengan istilah caper. Dan ini adalah caper pertama yang aku buat dan aku posting di milist Bismania@yahoogroups.com sekitar tahun 2010 silam. Menjadi sesuatu yang menarik untuk aku munculkan karena file aslinya hilang sejak laptopku rusak, tapi untungnya masih bisa aku temukan di milist. Jadi tulisan di bawah adalah edisi flashback kenangan lama bukti kenekatanku melakukan perjalanan pertama dan sendiri ke kota yang sama sekali belum aku kenal Cekidot... 

CAPER : Makassar - Toraja

CAPER : Catatan Perjalanan

Sebelumnya permisi dan perkenalkan, saya yang sedang mencoba belajar nulis caper, setelah selama ini menjadi pembaca setia milist.

Caper ini  sewaktu saya melakukan touring Makassar Toraja beberapa waktu yang lalu karena penasaran ingin tahu jalan Trans Sulawesi, tapi bingung mau kemana. Karena yang terkenal adalah Tana Toraja, aku putuskan untuk touring ke sana saja.

Minggu 23 mei 2010 : pesan tiket PO. Bintang Prima eksektuif tujuan Toraja untuk tanggal 27 Mei di agen jalan Perintis Kemerdekaan Makassar, request bis yang suspensi udara, dan tanya apakah kursi depan masih kosong, ternyata sudah terisi semua, akhirnya kupilih kursi no 7. Tiket ditebus seharga 90 ribu (kalau bis yang non suspensi udara 80rb)..tertulis di tiket berangkat jam 21.30 Wita.

Kamis 27 Mei 2010 : jam 20.30 Wita berangkat dari kontrakan menuju agen naik "petepete". Sampai di agen sudah terparkir rapi bis bis PO. Bintang Prima ke tujuannya masing-masing yaitu Toraja, Palopo, Masamba. Pandanganku langsung tertuju ke sebuah bis New Marcopolo Adi Putro dengan dapur pacu 1525, dengan livery 'formula1' dan tulisan "suspensi udara".


Ternyata ownernya Bintang Prima juga ada di agen tersebut, dan langsung aku sapa sebentar karena kebetulan beliau sudah hapal denganku yang sering blusukan di garasinya, menurutnya malam itu total berangkat 9 bis ke semua tujuan, dan beliau bertanya padaku "mau kemana ?", aku jawab mau ke Toraja, lalu bertanya lagi "naik bis yang mana ?" naik yang suspensi udara. Dan bos Bintang Prima tersebut menyayangkan kenapa aku tidak ke Palopo saja karena waktu itu Bintang Prima baru saja mengoperasikan unit Scania pertamanya. 

Lalu aku menuju ke bis yang akan aku naiki dan ditanya kernet bis yang akan aku naiki, "no tempat duduknya berapa mas ?" aku jawab no 7, lalu dicocokan dengan daftar manifest penumpang dan memang ada namaku.

Jam sudah menunjukkan jam 21.30, langsung disuruh naik oleh kernetnya. Langsung menuju ke kursi no 7, kursi Aldilla lengkap dengan footrest dan legrest plus bantal (tanpa selimut) dan jarak antar kursi yang longgar karena komposisi tempat duduknya 7 baris kiri, 8 baris kanan. Sementara di kursi no 8 telah duduk manis cewek yang lagi asik dengan hpnya (fesbukan kayaknya). Tapi apa yang terjadi ???.........saat aku mau duduk, aku ditanya seorang penumpang "mas, tempat duduknya no berapa ??" aku jawab no 7, eh.. dia tanya lagi "ngga salah mas??" tak jawab lagi "bener, ini kursi saya no 7, baris kedua sebelah kanan dekat lorong", ternyata orang itu di kursi no 8, tapi kenapa sudah ada orangnya .

Aku langsung tanya ke cewek di kursi no 8, dan dia jawab kalo dia memang kursi no 8..(loh kok dobel ??) dan sialnya, beberapa penumpang sempat menuding kalau aku yang salah bis karena saat ditanya plat no bisnya aku nggak bisa jawab karena sebelumnya aku tidak lapor ke agennya, tapi langsung lihat daftar manifest penumpang yang dibawa kernetnya, tapi aku ngotot kalau namaku ada di daftar manifest. Daripada ribut2 aku panggil kernetnya sambil aku tunjukkan tiketku,  tapi dia langsung meminta tiket yang dibawa cewe yang duduk di kursi no 8, ternyata dia yang salah naik bis...hehehee.....

Dengan agak malu langsung dia angkat semua barang-barangnya dan pindah bis. Akhirnya bisku berangkat jam 22.00 Wita dengan driver berambut keriting yang berumur sekitar 40 tahun. Kesan pertama di dalam bis ini terasa sedikit mentul-mentul suspensi udaranya. Dengan 2 tv lcd 17 inchi, dan 5 lcd kecil melengkapi interiornya.


Bis berjalan melewati jalan Perintis Kemerdekaan dengan kecepatan standar, dan sesekali berhenti menaikkan penumpang yang sudah janji untuk naik di tempat-tempat yang telah disepakati (mereka bukan sarkawi lho). Masuk ke terminal Daya Makassar di belakang Po. Metro Permai, bisku kembali terisi penumpang sampai penuh, kursi CD dan kursi kernet pun ditempati.

Memasuki kabupaten Maros bis berhenti sekitar 30 menit di kantor perwakilan yang sepertinya juga merupakan tempat pembelian oleh-oleh, tetapi aku tetap di bis. Melintasi jalan Trans Sulawesi di wilayah kabupaten Maros kondisi jalan lumayan lebar sehingga bis sedikit dipacu tetapi hal ini tidak berlangsung lama karena semakin jauh  kondisi jalan yang dilewati banyak yang rusak dan berlubang, bahkan sesekali harus berpindah jalur karena jalan yang dilewati belum selesai, ada yang sudah dibeton tapi ada yang masih tanah. Hampir selama 2 jam lebih harus melewati jalan yang belum sempurna, pokoke jalannya "ajrut-ajrutan" ngga karuan, jadi ya tidak ada aksi balapan bis seperti di Pantura (Pulau Jawa), yang ada aksi goyang-goyang bis melewati jalan-jalan berlubang sebesar "kubangan kerbau" sampai body terasa bis miring ke kanan dan ke kiri, sehingga penumpang terasa digoyang-goyang.


Terkadang malah harus berhenti untuk antri dan bergantian lewat saat berpapasan dengan kendaraan lain dari arah yang berlawanan terutama bila ada jembatan, jadi walaupun menggunakan sistem suspensi udara, aku rasa dari segi kenyamanan tetap sama saja dengan bis tanpa suspensi udara  karena kedaan jalan yang sama sekali tidak mendukung.


Memasuki wilayah kabupaten Barru, tempat kelahiran mendiang artis Andy Meriem Mattalata  (tahu kalau tempat itu kab Barru berdasarkan melihat adanya baliho kampanye pilkada yang ada di sepanjang jalan yang tertulis "kab Barru"), keadaan sangat dingin sekali sampai-sampai aku kedinginan dan terlihat hampir semua kaca bis berembun. Bis beriringan dengan sesama Bintang Prima dan beberapa bis lain, seperti Litha& co, Metro Permai, New Liman, dan beberapa bis-bis kecil serta truk-truk ekspedisi lintas Sulawesi. 

Terlihat kanan dan kiri hanyalah pohon-pohon, ladang, sesekali ada rumah penduduk dan beberapa rumah makan. Dan sepertinya bis melewati pesisir pantai karena terlihat seperti ada perahu nelayan yang sedang ditambatkan (ragu-ragu juga itu laut atau bukan karena keadaan yang gelap gulita).

Memasuki kota Pare pare, jalanan lumayan halus tapi entah kenapa bisku berhenti cukup lama (hampir 1 jam) dan sopirnya turun. Beberapa bis Bintang Prima yang lain juga berhenti, mungkin di situ juga ada kantor perwakilan PO tersebut atau pak sopir mampir ngopi dulu, aku tidak tahu. Selanjutnya bisku kembali melanjutkan perjalanan dan aku langsung tertidur, jadi kurang tahu selanjutnya melewati kota mana saja. Saat aku terbangun, tahu-tahu bis sudah berhenti lagi di sebuah tempat penjualan oleh-oleh.

Tempatnya berada di lokasi yang menurutku cukup berbahaya, karena letaknya tepat di ujung jalan yang menurun di sebuah tikungan tajam, dan dikelilingi pegunungan. Hampir semua penumpang turun untuk kencing karena cuaca pagi itu yang sangat dingin sekali dan rupanya baru selesai hujan karena aspal terlihat basah, jam sudah menunjukkan pukul 04.30 Wita. Dari hasil obrolan dengan sesama penumpang ternyata daerah tersebut merupakan wilayah kabupaten Enrekang, kira-kira masih sekitar 2 jam lagi menuju kabupaten Tana Toraja.

Saat berhenti lewatlah 2 bis Metro Permai (jurusan Makassar Toraja juga) beriringan sambil membunyikan suara klaksonnya yang khas (mirip dengan suara klakson Po. Efisiensi). Bis kembali melanjutkan perjalanan setelah berhenti sekitar 30 menit dengan sopir kedua yang masih muda.

Trek selanjutnya melewati daerah pegunungan dengan kondisi jalan yang sempit dan berkelok-kelok, melewati hutan atau ladang milik masyarakat ditambah dengan pemandangan jurang menganga di sisi kanan ataupun kiri bergantian antara lereng gunung dan jurang. Di trek ini bisku solo karir alias jalan sendirian dan sama sekali tidak bertemu kendaraan ataupun manusia karena masih agak gelap. Tetapi kengerian perjalanan tersebut lumayan terobati dengan pemandangan alam Sulawesi dan sejuknya udara pagi hari.

Akhirnya setelah sekitar 1 jam digoyang dengan kelokan-kelokan jalanan, mendaki dan menurun bukit sampailah di perbatasan kabupaten Tana Toraja. Sebuah gapura selamat datang di Kabupaten Tana Toraja dengan ciri khas rumah adat Toraja.

Setelah sekitar 30 menit masuk dari pintu gerbang perbatasan kabupaten, sampailah di sebuah kota kecil yang ternyata tempat itu adalah ibu kota kabupaten Tana Toraja yaitu Makale.  Di Makale bis masuk terminal karena ada beberapa penumpang yang turun, dan naiklah beberapa penumpang sarkawi. Sebenarnya aku berniat turun di terminal ini, tetapi karena tujuanku menuju kota Rantepao jadi aku urungkan naitku tersebut karena bis ini pasti sampai ke Rantepao karena di sana terdapat kantor perwakilan utama dari Po. Bintang Prima.(dari hasil melihat peta, untuk menuju Rantepao terlebih dulu melewati Makale).

Setelah sepanjang perjalanan dari Makale banyak disuguhi pemandangan khas Toraja, sampailah di Rantepao, sebuah kecamatan yang terletak di jalan poros trans Sulawesi yang menghubungkan Toraja dan Palopo. Ternyata penumpang yang dari Makassar tinggal aku sendiri sehingga aku ditanya oleh kernetnya mau turun dimana, aku jawab kalau aku turun di Rantepao, eeh...ternyata dia tanya lagi "Rantepaonya sebelah mana ??" karena kepepet akhirnya aku jawab saja "nanti kalau bisnya sudah mau dicuci baru saya turun". Akhirnya dia mengatakan kalau bisnya sudah sampai di kantor perwakilan dan akan dibawa ke tempat pencucian, jadi aku turun saja di kantor perwakilannya untuk selanjutnya mencari penginapan di sekitar situ. Dan jam 07.00 Wita berakhirlah perjalananku dengan Bintang Prima dari Makassar ke Tana Toraja.




Tahun 2010 pernah saya posting di milis : Bismania@yahoogroups.com

ini bisnya (pribadi)