Sebuah kenangan lama saat belum ramenya orang bikin Vlog di Youtube. Kebetulan aku pernah aktif memantau sebuah milist tentang salah satu hobi yang aku sukai sejak dulu, yaitu berhubungan dengan bis. Ya dulu aku sempat tergabung di komunitas Bismania Community.
Ada semacam tradisi kalau kita melakukan perjalanan dengan bis, selalu wajib bikin catatan perjalanan yang dikenal dengan istilah caper. Dan ini adalah caper pertama yang aku buat dan aku posting di milist Bismania@yahoogroups.com sekitar tahun 2010 silam. Menjadi sesuatu yang menarik untuk aku munculkan karena file aslinya hilang sejak laptopku rusak, tapi untungnya masih bisa aku temukan di milist. Jadi tulisan di bawah adalah edisi flashback kenangan lama bukti kenekatanku melakukan perjalanan pertama dan sendiri ke kota yang sama sekali belum aku kenal Cekidot...
CAPER
: Makassar - Toraja
CAPER : Catatan Perjalanan
Sebelumnya permisi dan perkenalkan,
saya yang sedang mencoba belajar nulis caper, setelah selama ini menjadi
pembaca setia milist.
Caper ini sewaktu saya
melakukan touring Makassar Toraja beberapa waktu yang lalu karena penasaran
ingin tahu jalan Trans Sulawesi, tapi bingung mau kemana. Karena yang terkenal
adalah Tana Toraja, aku putuskan untuk touring ke sana saja.
Minggu 23 mei 2010 : pesan tiket PO.
Bintang Prima eksektuif tujuan Toraja untuk tanggal 27 Mei di agen jalan
Perintis Kemerdekaan Makassar, request bis yang suspensi udara, dan tanya
apakah kursi depan masih kosong, ternyata sudah terisi semua, akhirnya kupilih
kursi no 7. Tiket ditebus seharga 90 ribu (kalau bis yang non suspensi udara
80rb)..tertulis di tiket berangkat jam 21.30 Wita.
Kamis 27 Mei 2010 : jam 20.30 Wita
berangkat dari kontrakan menuju agen naik "petepete". Sampai di agen
sudah terparkir rapi bis bis PO. Bintang Prima ke tujuannya masing-masing yaitu
Toraja, Palopo, Masamba. Pandanganku langsung tertuju ke sebuah bis New
Marcopolo Adi Putro dengan dapur pacu 1525, dengan livery 'formula1' dan
tulisan "suspensi udara".
Ternyata ownernya Bintang Prima juga
ada di agen tersebut, dan langsung aku sapa sebentar karena kebetulan beliau
sudah hapal denganku yang sering blusukan di garasinya, menurutnya malam itu
total berangkat 9 bis ke semua tujuan, dan beliau bertanya padaku "mau
kemana ?", aku jawab mau ke Toraja, lalu bertanya lagi "naik bis yang
mana ?" naik yang suspensi udara. Dan bos Bintang Prima tersebut
menyayangkan kenapa aku tidak ke Palopo saja karena waktu itu Bintang Prima
baru saja mengoperasikan unit Scania pertamanya.
Lalu aku menuju ke bis yang akan aku
naiki dan ditanya kernet bis yang akan aku naiki, "no tempat duduknya
berapa mas ?" aku jawab no 7, lalu dicocokan dengan daftar manifest
penumpang dan memang ada namaku.
Jam sudah menunjukkan jam 21.30,
langsung disuruh naik oleh kernetnya. Langsung menuju ke kursi no 7, kursi
Aldilla lengkap dengan footrest dan legrest plus bantal (tanpa selimut) dan
jarak antar kursi yang longgar karena komposisi tempat duduknya 7 baris kiri, 8
baris kanan. Sementara di kursi no 8 telah duduk manis cewek yang lagi asik
dengan hpnya (fesbukan kayaknya). Tapi apa yang terjadi ???.........saat aku
mau duduk, aku ditanya seorang penumpang "mas, tempat duduknya no berapa
??" aku jawab no 7, eh.. dia tanya lagi "ngga salah mas??" tak
jawab lagi "bener, ini kursi saya no 7, baris kedua sebelah kanan dekat
lorong", ternyata orang itu di kursi no 8, tapi kenapa sudah ada orangnya
.
Aku langsung tanya ke cewek di kursi
no 8, dan dia jawab kalo dia memang kursi no 8..(loh kok dobel ??) dan sialnya,
beberapa penumpang sempat menuding kalau aku yang salah bis karena saat ditanya
plat no bisnya aku nggak bisa jawab karena sebelumnya aku tidak lapor ke
agennya, tapi langsung lihat daftar manifest penumpang yang dibawa kernetnya,
tapi aku ngotot kalau namaku ada di daftar manifest. Daripada ribut2 aku
panggil kernetnya sambil aku tunjukkan tiketku, tapi dia langsung meminta
tiket yang dibawa cewe yang duduk di kursi no 8, ternyata dia yang salah naik
bis...hehehee.....
Dengan agak malu langsung dia angkat
semua barang-barangnya dan pindah bis. Akhirnya bisku berangkat jam 22.00 Wita
dengan driver berambut keriting yang berumur sekitar 40 tahun. Kesan pertama di
dalam bis ini terasa sedikit mentul-mentul suspensi udaranya. Dengan 2 tv lcd
17 inchi, dan 5 lcd kecil melengkapi interiornya.
Bis berjalan melewati jalan Perintis
Kemerdekaan dengan kecepatan standar, dan sesekali berhenti menaikkan penumpang
yang sudah janji untuk naik di tempat-tempat yang telah disepakati (mereka
bukan sarkawi lho). Masuk ke terminal Daya Makassar di belakang Po. Metro
Permai, bisku kembali terisi penumpang sampai penuh, kursi CD dan kursi kernet
pun ditempati.
Memasuki kabupaten Maros bis
berhenti sekitar 30 menit di kantor perwakilan yang sepertinya juga merupakan
tempat pembelian oleh-oleh, tetapi aku tetap di bis. Melintasi jalan Trans
Sulawesi di wilayah kabupaten Maros kondisi jalan lumayan lebar sehingga bis
sedikit dipacu tetapi hal ini tidak berlangsung lama karena semakin jauh
kondisi jalan yang dilewati banyak yang rusak dan berlubang, bahkan sesekali
harus berpindah jalur karena jalan yang dilewati belum selesai, ada yang sudah
dibeton tapi ada yang masih tanah. Hampir selama 2 jam lebih harus melewati
jalan yang belum sempurna, pokoke jalannya "ajrut-ajrutan" ngga
karuan, jadi ya tidak ada aksi balapan bis seperti di Pantura (Pulau Jawa),
yang ada aksi goyang-goyang bis melewati jalan-jalan berlubang sebesar
"kubangan kerbau" sampai body terasa bis miring ke kanan dan ke kiri,
sehingga penumpang terasa digoyang-goyang.
Terkadang malah harus berhenti untuk
antri dan bergantian lewat saat berpapasan dengan kendaraan lain dari arah yang
berlawanan terutama bila ada jembatan, jadi walaupun menggunakan sistem
suspensi udara, aku rasa dari segi kenyamanan tetap sama saja dengan bis tanpa
suspensi udara karena kedaan jalan yang sama sekali tidak mendukung.
Memasuki wilayah kabupaten Barru,
tempat kelahiran mendiang artis Andy Meriem Mattalata (tahu kalau tempat
itu kab Barru berdasarkan melihat adanya baliho kampanye pilkada yang ada di
sepanjang jalan yang tertulis "kab Barru"), keadaan sangat dingin
sekali sampai-sampai aku kedinginan dan terlihat hampir semua kaca bis
berembun. Bis beriringan dengan sesama Bintang Prima dan beberapa bis lain,
seperti Litha& co, Metro Permai, New Liman, dan beberapa bis-bis kecil
serta truk-truk ekspedisi lintas Sulawesi.
Terlihat kanan dan kiri hanyalah
pohon-pohon, ladang, sesekali ada rumah penduduk dan beberapa rumah makan. Dan
sepertinya bis melewati pesisir pantai karena terlihat seperti ada perahu
nelayan yang sedang ditambatkan (ragu-ragu juga itu laut atau bukan karena
keadaan yang gelap gulita).
Memasuki kota Pare pare, jalanan
lumayan halus tapi entah kenapa bisku berhenti cukup lama (hampir 1 jam) dan
sopirnya turun. Beberapa bis Bintang Prima yang lain juga berhenti, mungkin di
situ juga ada kantor perwakilan PO tersebut atau pak sopir mampir ngopi dulu,
aku tidak tahu. Selanjutnya bisku kembali melanjutkan perjalanan dan aku
langsung tertidur, jadi kurang tahu selanjutnya melewati kota mana saja. Saat
aku terbangun, tahu-tahu bis sudah berhenti lagi di sebuah tempat penjualan
oleh-oleh.
Tempatnya berada di lokasi yang
menurutku cukup berbahaya, karena letaknya tepat di ujung jalan yang menurun di
sebuah tikungan tajam, dan dikelilingi pegunungan. Hampir semua penumpang turun
untuk kencing karena cuaca pagi itu yang sangat dingin sekali dan rupanya baru
selesai hujan karena aspal terlihat basah, jam sudah menunjukkan pukul 04.30
Wita. Dari hasil obrolan dengan sesama penumpang ternyata daerah tersebut
merupakan wilayah kabupaten Enrekang, kira-kira masih sekitar 2 jam lagi menuju
kabupaten Tana Toraja.
Saat berhenti lewatlah 2 bis Metro
Permai (jurusan Makassar Toraja juga) beriringan sambil membunyikan suara
klaksonnya yang khas (mirip dengan suara klakson Po. Efisiensi). Bis kembali
melanjutkan perjalanan setelah berhenti sekitar 30 menit dengan sopir kedua
yang masih muda.
Trek selanjutnya melewati daerah
pegunungan dengan kondisi jalan yang sempit dan berkelok-kelok, melewati hutan
atau ladang milik masyarakat ditambah dengan pemandangan jurang menganga di
sisi kanan ataupun kiri bergantian antara lereng gunung dan jurang. Di trek ini
bisku solo karir alias jalan sendirian dan sama sekali tidak bertemu kendaraan
ataupun manusia karena masih agak gelap. Tetapi kengerian perjalanan tersebut
lumayan terobati dengan pemandangan alam Sulawesi dan sejuknya udara pagi hari.
Akhirnya setelah sekitar 1 jam
digoyang dengan kelokan-kelokan jalanan, mendaki dan menurun bukit sampailah di
perbatasan kabupaten Tana Toraja. Sebuah gapura selamat datang di Kabupaten
Tana Toraja dengan ciri khas rumah adat Toraja.
Setelah sekitar 30 menit masuk dari
pintu gerbang perbatasan kabupaten, sampailah di sebuah kota kecil yang
ternyata tempat itu adalah ibu kota kabupaten Tana Toraja yaitu Makale.
Di Makale bis masuk terminal karena ada beberapa penumpang yang turun, dan
naiklah beberapa penumpang sarkawi. Sebenarnya aku berniat turun di terminal
ini, tetapi karena tujuanku menuju kota Rantepao jadi aku urungkan naitku
tersebut karena bis ini pasti sampai ke Rantepao karena di sana terdapat kantor
perwakilan utama dari Po. Bintang Prima.(dari hasil melihat peta, untuk menuju
Rantepao terlebih dulu melewati Makale).
Setelah sepanjang perjalanan dari
Makale banyak disuguhi pemandangan khas Toraja, sampailah di Rantepao, sebuah
kecamatan yang terletak di jalan poros trans Sulawesi yang menghubungkan Toraja
dan Palopo. Ternyata penumpang yang dari Makassar tinggal aku sendiri sehingga
aku ditanya oleh kernetnya mau turun dimana, aku jawab kalau aku turun di
Rantepao, eeh...ternyata dia tanya lagi "Rantepaonya sebelah mana ??"
karena kepepet akhirnya aku jawab saja "nanti kalau bisnya sudah mau
dicuci baru saya turun". Akhirnya dia mengatakan kalau bisnya sudah sampai
di kantor perwakilan dan akan dibawa ke tempat pencucian, jadi aku turun saja
di kantor perwakilannya untuk selanjutnya mencari penginapan di sekitar situ.
Dan jam 07.00 Wita berakhirlah perjalananku dengan Bintang Prima dari Makassar
ke Tana Toraja.
Tahun 2010 pernah saya posting di
milis : Bismania@yahoogroups.com
ini bisnya (pribadi) |
No comments:
Post a Comment